Kamis, 08 Desember 2016

Kasus Delegasi Wewenang PT Selamat Sempurna Tbk.

            Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur, yaitu memproduksi filter, radiator, oil cooler, condenser, brake pipe, fuel pipe, fuel tank, exhaust system, dan press part.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari website resminya, PT Selamat Sempurna Tbk mengungkapkan mengenai profil perusahaannya yaitu:
      PT Selamat Sempurna Tbk. (“Perseroan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976. Pada tahun 1994, Perseroan mengakuisisi PT Andhi Chandra Automotive Products (ACAP). Selanjutnya pada tahun 1995, Perseroan juga melakukan kegiatan investasi pada PT Panata Jaya Mandiri, suatu perusahaan patungan (joint venture) bersama Donaldson Company Inc, USA. Pada tahun 1996, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) agar publik dapat ikut berpartisipasi memiliki saham Perseroan tersebut.
     Pada tahun 2000, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan penawaran umum obligasi dengan jumlah nominal Rp. 100 Milyar, yang telah dicatatkan di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Juli 2000 dan obligasi tersebut telah memperoleh peringkat “id A” (stable outlook) berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pada tahun 2000, ACAP melakukan penawaran perdana sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta. Untuk terus mendukung rencana pengembangan Perseroan, maka pada akhir tahun 2000 Perseroan telah mendirikan dan meresmikan Training Center, sebuah fasilitas pengembangan sumber daya manusia untuk mencetak tenaga teknis dan manajemen yang handal.
Pada tahun 2001, Perseroan mulai mengoperasikan fasilitas produksi baru untuk produk filter di Curug, Tangerang. Pada tahun 2004, Perseroan memperluas gudang penyimpanan yang baru mejadi seluas 10.000 m2 di daerah Tangerang.
     Pada tahun 2005, Perseroan telah melunasi seluruh hutang obligasinya, dimana sebelum pelunasan hutang obligasi tersebut, yaitu pada bulan April 2005, Pefindo, telah meningkatkan peringkat efek obligasi Perseroan tersebut dari “id A” menjadi “id A+”.
     Pada tahun 2005 Perseroan melakukan kegiatan investasi dengan mengambil bagian atas modal ditempatkan dalam pendirian PT International Steel Indonesia, suatu perusahaan patungan (joint venture) bersama Daewoo International Corporation, Korea yang bergerak dalam bidang pemrosesan besi baja.
Pada tahun 2006, sebagai bagian dari upaya yang berkesinambungan dan dalam rangka meningkatkan nilai bagi para pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dan ACAP memutuskan untuk menggabungkan ACAP dan Perseroan dalam satu perusahaan yaitu PT Selamat Sempurna Tbk (Perusahaan Hasil Penggabungan).
     Pada tahun 2009, berdasarkan Perjanjian Pembelian Saham POSCO (Korea), pihak ketiga, membeli 65% dari modal disetor dan ditempatkan dari para pemegang saham ISI, termasuk pemilikan saham Perusahaan di ISI sebesar 25%, sehingga komposisi pemegang saham ISI yang baru menjadi POSCO, Daewoo International Corporation dan Perseroan. Selanjutnya ISI berganti nama menjadi PT POSCO Indonesia Jakarta Processing Centre.
Pada tahun 2010, Perseroan menerbitkan Obligasi Selamat Sempurna II Tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap yang memperoleh peringkat “id AA-” dari Pefindo. Obilgasi ituterdiri dari:
  1. Seri A dengan tingkat bunga tetap 8,9% dan tanggal jatuh tempo 13 Juli 2011.
  2. Seri B dengan tingkat bunga tetap 10,3% dan tanggal jatuh tempo 8 Juli 2013.
  3. Seri C dengan tingkat bunga tetap 10,8% dan tanggal jatuh tempo 8 Juli 2015.
      Total nilai nominal ketiga obligasi tersebut adalah Rp 240 miliar, di mana nilai nominal masing-masing seri sebesar Rp 80 miliar. Dana hasil penawaran umum obligasi digunakan untuk membayar hutang bank dan sebagai modal kerja untuk pembelian bahan baku, bahan penolong, dan barang jadi.
Pada Juli 2011, Perseroan telah melunasi Obligasi Selamat Sempurna II Tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap – Seri A, di mana sebelum pelunasan hutang obligasi tersebut, yaitu pada bulan April 2011, obligasi Perseroan memperoleh peringkat “id AA-” dari Pefindo.
     Pada bulan Januari 2012, Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Tokyo Radiator MFG. Co., Ltd., (Tokyo Radiator), untuk membentuk PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna (TRSS). TRSS bergerak dalam bidang industri radiator dan produk terkait dan berdomisili di Tangerang, Indonesia. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada TRSS sebesar Rp 5.676.000.000 atau 33% dari saham TRSS.
     Pada Mei 2012, Perseroan menandatangani Perjanjian Pemesanan Saham sehubungan dengan transaksi penyertaan saham di PT Hydraxle Perkasa (HP), pihak berelasi dan berada dibawah pengendalian yang sama dengan Perusahaan, sejumlah 722.588.000 saham atau yang merupakan 49 % dari modal ditempatkan dan disetor HP, dengan nilai perolehan sejumlah Rp113.132.316.000. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan juga memiliki hak opsi untuk menambah penyertaan saham di HP sejumlah 60.000.000 saham melalui penerbitan saham baru oleh HP, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 157 (“Hak Opsi”), atau sebesar Rp9.420.000.000 sehingga penyertaansaham Perseroan di HP akan menjadi 51% dari modal ditempatkan dan disetor HP setelah pelaksanaan hak opsi tersebut oleh Perusahaan. Jangka waktu pelaksanaan Hak Opsi tersebut adalah 8 (delapan) bulan, yaitu sejak tanggal Perjanjian Penyertaan Saham (1 Mei 2012) hingga tanggal 31 Desember 2012. Perseroan telah melaksanakan hak opsi tersebut pada tanggal 1 Agustus 2012.
     Pada November 2012, berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham POSCO-IJPC, para pemegang saham menyetujui, antara lain, untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor POSCO-IJPC sebesar US$ 15.497.976 sesuai dengan persentase kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham, dimana proporsi peningkatan penyertaan saham Perseroan pada POSCO – IJPC adalah sebesar US$ 2.324.696.
    Pada perusahaan ini terdapat sebuah manajemen yang menunjang visi dan misi perusahaan tersebut, hal ini ditandai dengan adanya struktur organisasi pada perusahaan tersebut.
Dimana terdapat seorang Direksi yang berperan sebagai pimpinan perusahaan (Manajemen Puncak), dan membawahi beberapa divisi (Manajemen Menengah).
Pada Manajemen Menengah (masing-masing divisi), memiliki tugas, wewenang dan kewajiban masing-masing sesuai dengan fungsinya dalam menghidupkan perusahaan. Dan pada masing-masing divisi tentunya ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

  1. Divisi Radiator (Thermal System Division)Pada divisi ini dikhususkan untuk mempoduksi radiator seperti pada mobil, motor, maupun mesin-mesin khusus untuk produksi. Tujuannya jelas, yaitu untuk menyuplai barang jadi berupa Radiator yang nantinya akan diteruskan kepada para customernya.
  2. Divisi Filter (Filtration Division)Untuk Divisi Filter, diarahkan pada produksi peralatan untuk filter, baik itu filter udara maupun air. Dengan sistem alur produksi yang bertahap, maka setiap proses produksi yang berjalan akan menghasilkan filter yang berkualitas tentunya. Dan pada divisi filter ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan Divisi Radiator, selain itu juga berhadapan langsung dengan customer satisfaction akan hasil dari barang jadinya, yaitu filter.
  3. Divisi Penjualan & Pemasaran (Sales & Marketing Division)Pada setiap perusahaan, sangat diwajibkan untuk memiliki divisi ini, hal itu dikarenakan barang yang sudah diproduksi harus dijual agar mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Nah proses penjualan ini membutuhkan tim sales dan marketing untuk mencari pelanggan/customer yang berminat. Selain itu pada divisi ini juga memungkinkan terjadi proses negosiasi dengan pelanggan/customer.
  4. Divisi Keuangan, Akuntansi & Administrasi (Finance, Acounting & Administration Division)Manajemen keuangan baik itu pemasukan maupun pengeluaran sangatlah berarti pada divisi ini. Pada divisi ini terjadi proses rekam jejak terhadap keuangan perusahaan, yang artinya setiap kegiatan yang melibatkan keuangan perusahaan, maka akan melibatkan divisi ini. Sehingga pengaturan barang masuk dan keluar harus memiliki perizinan dan form/bukti, agar mudah dilacak.
  5. Divisi Sumber Daya Manusia (Human Resource Division)Divisi ini memiliki peran penting dalam memegang sumber daya manusia yang bekerja, sudah bekerja, maupun setelah bekerja pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan wewenangnya sebagai penetapan langsung aturan-aturan dan atribut pada perusahaan, sehingga sangat dimungkinkan setiap karyawan yang berada langsung dibawah manajemen lini langsung terhubung dengan divisi ini. Selain itu divisi ini bertanggung jawab penuh pada ketertiban dan upah karyawan-karyawan tersebut.
  6. Divisi Teknik dan Pengembangan Produk (Technique & Product Development Division)Agar barang produksi dapat bersaing dengan pasar, maka akan dibutuhkan perbaruan dan peningkatan pada barang produksi yang selanjutnya, untuk itu divisi inilah yang memegang peran tersebut. Peningkatan kualitas dan efisiensi selama proses produksipun menjadi bagian dari divisi ini.

Senin, 14 November 2016

KOORDINASI YANG EFEKTIF


            Pengkoordinasian merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena pengkoordinasian merupakan pengikat, penyeimbang dan penyelaras semua aktifits dan usaha, maka dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi manajemen yang lain juga memerlukan suatu pengkoordinasian. Koordinasi adalah proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
            Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.

           Dengan organisasi diharapkan keharmonisan dan keselarasan seluruh kegiatan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga beban tiap bagian menjadi serasi , selaras dan seimbang.
Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan tiap satuan pelaksanaan. Koordinasi sangat dibutuhkan pada saat pekerjaan yang insidentil dan tidak rutin serta pekerjaan yang tidak direncanakan terlebih dahulu..

James D. Thomson membagi tiga saling ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi, yaitu :
1. Ketergantungan yang menyatu ( Pooled interdependence )
Dimana tiap kegiatan departemen dan fungsional tergantung pada pelaksanaan kerja tiap satuan.
2. Ketergantungan yang berurutan ( sequential interdependence ) :
Dimana pekerjaan dari tiap departemen atau fungsional tergantung dari penyelesaian pekerjaan departemen yang lain sebelum satuan lain dapat bekerja.
3. Ketergantungan timbale balik ( reciprocal interdependence ):
Merupakan hubungan member dan menerima anrat satuan organisasi.


A. PRINSIP – PRINSIP KOORDINASI
Karena adanya pembagian tugas/kerja dalam organisasi maka individu-individu atau kelompok-kelompok dalam organisasi merupakan bagian dari organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan sendiri - sendiri oleh karena itu perlu dan harus diarahkan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prinsip- prinsip koordinasi tersebut antara lain :
1.   Prinsip kesatuan arah dan tujuan.
2.   Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan masing-masing pihak, termasuk   
      target dan jadwalnya.
3.   Prinsip ketaatan dan loyalitas.
4.   Prinsip saling tukar informasi kegiatan, hasil yang dicapai dan masalah yang dihadapi.
5.   Prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling membantu.
6.   Prinsip Profesionalitas.
7.   Prinsip saling dapat dipercaya.
8.   Prinsip Ketepatan penggunaan alat koordinasi.
9.   Prinsip Efisiensi
10. Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan memonitor seluruh pelaksanaan 
      kerjasama dalam organisasi dan mengerti serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

B. SYARAT – SYARAT KOORDINASI
  Koordinasi akan dapat berjalan dengan baik bila mampu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.   Lakukan hubungan langsung
2.   Lakukan sejak awal perencanaan berdirinya organisasi atau awal perencanaan.
3.   Lakukan terus menerus.
4.   Sesuaikan dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi.
5.   Tentukan tujuan yang jelas dan jelaskan tujuan tersebut.
6.   Buatlah stuktur organisasi yang sederhana
7.   Rumuskan tugas, wewenang dan tanggung jawab dan criteria keberhasilan yang jelas pada setiap individu 
      dan bagian organisasi.
8.   Ciptakan system komunikasi dan informasi yang efektif dalam organisasi.
9.   Lakukan control yang efektif.
10. Penempatan pimpinan yang efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.

C. MASALAH-MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF.
      Masalah-masalah ini terjadi karena adanya pembagian tugas, maka timbullah perbedaan dalam kegiatan pekerjaan. Perbedaan kegiatan tersebut dapat berpengaruh terhadap organisasi sehingga dapat menimbulkan masalah koordinasi.
Perbedaan sikap dan perilaku individu - individu menimbulkan masalah koordinasi, antara lain :
1. Adanya perbedaan dalam orientasi terhadap sasaran/ tujuan tertentu.
2. Adanya perbedaan dalam orientasi waktu.
3. Adanya perbedaan dalam orientasi antar pribadi
4. Adanya perbedaan dalam formalitas struktur organisasi
5. Adanya perbedaan jarak geografis.
6. Adanya perbedaan antar manusia karena faktor social, budaya, pandangan hidup serta latar belakang 
    pendidikan.
7. Adanya perbedaan dalam ambisi.

D. PEDOMAN KOORDINASI :
1. Koordinasi harus terpusat merupakan pengendalian guna menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri 
    yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian.
2. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu 
    diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling memberikan informasi 
    yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

E. KEBAIKAN DAN HABATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
Kebaikan :1. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
2. Tiap bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu peranan-
    nya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar ter-hadap kemungkinan ketidak 
    serasian antar bagian.
3. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan :
1. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu
3. Perbedaan orientasi antar pribadi
4. Perbedaan dalam formalitas struktur

F. PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI KOORDINASI YANG EFEKTIF

     Menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
1. Teknik-Teknik Dasar Manajemen
   a. Hirarki manajemen terdiri atas rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formar, hubungan    
       tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas sehingga menimbulkan integritas bila diformulasikan dengan 
       jelas serta dilaksanakan dengan arahan yang tepat.
   b. Aturan dan prosedur, merupakan keputusan-keputusan yang dibuat untuk mengatur kejadian-kejadian rutin.
   c. Penerapan rencana dan penetapan tujuan dilakukan untuk mengkoordinasikan melalui pengarahan dalam     
       mencapai sasaran yang sama untuk tiap satuan organisasi
2. Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas     
    dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu :
  a. Investasi dalam sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. 
      Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
  b. Menciptalkan hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan     
      dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan.
Ada beberapa hubungan lateral :
- Hubungan langsung
- Hubungan kelompok langsung
- Hubungan silang

3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi, ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
   a. Penciptaan sumberdaya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misalnya penambahan        tenaga kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah yang timbul              sekarang.
   b. Penciptaan tugas – tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan cara mengubah karakter satuan organisasi.

KESIMPULAN

1. Koordinasi diperlukan agar segala kegiatan sinkron terpadu tertuju pada pencapaian tujuan bersama.
2. Koordinasi didapat dengan menyederhanakan organisasi, strategi-kebijaksanaan-program yang harmonis, 
    metode komunikasi yang baik, koordinasi sukarela dan supervisi.
3. Koordinasi dapat dilakukan secara vertikal maupun horizontal di dalam organisasi yang formal dan yang     
    informal.
4. Pertimbangan kunci dalam memilih pendekatan yang terbaik terhadap koordinasi adalah dengan mencocokan 
    kemampuan koordinasi organisasi dengan kebutuhannya akan koordinasi.
5. Komunikasi dan motivasi merupakan faktor penentu kepemimpinan didalam koordinasi . Mereka yang 
    menjalankan komunikasi dan motivasi yang baik terjamin akan menjadi pemimpin yang baik pula.
6. Koordinasi, integrasi dari tugas-tugas individual dan departemental, dibutuhkan untuk mengatasi diferensasi,       pola pikir yang berbeda yang cenderung dikembangkan oleh masing-masing bagian. Pertimbangan pokok
    adalah mencocokan kemampuan koordinasi organisasi dengan kebutuhannya akan koordinasi.


DAFTAR PUSTAKA

1. James. A.F. Stoner, dan R. Edward Freeman, Management, Edisi Kelima, Jakarta: Intermedia, Prentice Hall.
2. Harold Koontz / Cyril O’Donnell /Heinz Weihrich, Management, Edisi Kedelapan, Jakarta : PT. Gelora Aksara 
    Pratama.
3. Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.


Diposkan oleh ARINDRA

n

n