Selasa, 17 Januari 2017

Manajemen Information system


Disingkat dengan MIS. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sistem Informasi Manajemen. Didefenisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menhasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan management di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Atau, kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.

Istilah Management Information System (MIS) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini banyak digunakan pada tahun 1980an hingga 1990an, yang menunjukkan sistem-sistem informasi fungsional, yaitu sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi organisasi. Sistem Informasi Manajemen ini terdiri dari sistem informasi akuntasi, sistem informasi keuangan dan sistem informasi pemasaran. MIS sudah diterapkan di Amerika Serikat sejak awal tahun 1970an yang digunakan untuk memberikan infromasi kepada manajer-manajer fungsional. Istilah ini sudah kurang tepat untuk saat ini, karena sistem informasi telah berkembang melebihi kemampuan sistem informasi fungsional.

Definisi SIM, Sistem Informasi Manajemen – Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.

Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.

Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Definisi sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

        Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
  1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. 
  2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
  3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making)
       Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
  • Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi. 
  • Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis. 
  • Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
  •  Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi. 
  • Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi. 
  • Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru. 
  • Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. 
  • Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. 
  • Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
          Menajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) meliputi :
  1. Sistem informasi Akuntansi/Keuangan, 
  2. Sistem Informasi Kepegawaian 
  3. Sistem Informasi Akademik/Kurikulum 
  4. Student Centered Learning melalui e-Learning 
  5. Sistem informasi perpustakaan
Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) adalah sistem yang didisain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan.

Manajemen Pengawasan PT.Garuda Indonesia.Tbk


Kamis, 05 Januari 2017


                Tujuan menganalisis sistem pengendalian manajemen yang diterapkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sehingga mampu untuk bangkit dari keterpurukan dan berhasil mencapai tujuannya Tipe pengendalian manajemen dalam hal ini meliputi result control, action control, personnel control dan cultural control.
                Visi “menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia” Misi “Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera (flag carrier) bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional”.
                Efficient and effective • Yaitu bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu guna memberikan hasil yang berkualitas Loyalty • Yaitu menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab Customer centricity • Yaitu melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan Honesty and openness • Yaitu menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan Integrity • Yaitu menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
                Penghargaan • Skytrax Awards 2014 “5-Star Airline”, Pada 11 Desember 2014, Garuda Indonesia resmi dikukuhkan sebagai salah satu dari tujuh maskapai bintang lima di dunia oleh Skytrax. • Skytrax Awards 2014 “World’s Best Cabin Crew 2014”, Pada 15 Juli 2014, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan awak kabin terbaik di dunia. • The Pacific Asia Travel Association (PATA) Awards 2014, Gold Award For Garuda Indonesia Experience dan Gold Award For Immigration On Board (IOB) dari PATA pada 19 September 2014. • Passenger Choice Awards, Terbaik Di Kawasan: Asia Dan Australasia dari Airline Passenger Experience Association” (APEX) pada 15 September 2014. • Four Star Rated Airlines (Skytrax Rating Awards 2010) • World's Most Improved Airlines (Skytrax Awards 2010) • Asia's Leading Airlines Services Quality (CAPA Awards 2010) • Best International Airlines (Roy Morgan Survey in January, February & July 2012) • The World's Best Regional Airline (Skytrax Awards 2012) • ASEAN Premium Airlines (Frost& Sullivan Survey 2012) • Best Asia & Australasia Airlines (Passanger Choice Awards 2013) • World Best Airline Food on Long Haul Flight & Top 5 Airline Food on Short Haul Flight (Asia Pacific Airline Food Awards 2013) • The World's Best Economy Class & Best Economy Class Airline Seat (Skytrax Awards 2013)
                Result Control Key Performance Indicator (KPI) dan Employee Performance Plan (EPP) Kewenangan Atasan Langsung Menentukan Reward and Punishment terhadap Bawahan Sistem Meritokrasi
                Sistem Meritokrasi Manajemen SDM berbasis pada Meritocracy, Market price, dan Company’s capability (MMC) penghargaan kepada pegawai yang bekerja paling keras dan memiliki talenta daripada yang memiliki masa jabatan paling lama atau tingkat koneksi sosial 2010 Transformasi Sistem Golongan à Manajemen Berbasis Kinerja
                KPI dan EPP Setiap karyawan harus memiliki Employee Performance Plan (EPP) atau rencana kerja individu serta KPI Manajemen SDM à BSC àKPI Target Perusahaan à…. à Individu • Keuangan àoperating margin • Pelanggan à Customer Satisfaction Index • Proses Internal à operational excellence, product quality enhancement dan revenue enhancement • learning and growth à Competence Coverage, Employee Engagement Result dan Revenue per Employee
                Kewenangan Atasan Langsung Menentukan Reward and Punishment terhadap Bawahan kewenangan dalam menentukan gaji, bonus, promosi, atau bahkan memecat bawahannya Penguatan peran people manager mengelola pekerjaannya sendiri, mengelola dan membina bawahannya, serta menciptakan iklim kerja yang kondusif
                Action Control Penerapan standard dan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) Penerapan Integrated Operational Control System (IOCS) Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam menunjang Kinerja Sertifikasi ISO Pengelolaan Kinerja oleh People Manager
                Penerapan standard dan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) Garuda Indonesia pernah meng-grounded empat pesawatnya hanya karena pintu yang menuju ke kokpit belum diganti dengan pintu tahan peluru, sesuai standard IOSA à control tightness • Sertifikasi IOSA: 14 Mei 2008 • Harus memastikan bahwa setiap item dalam daftar check list yang ada (saat ini berjumlah 900 item) sudah sesuai dengan standard audit yang ditetapkan oleh IOSA • Diperbarui setiap 2 tahun sekali dengan cara audit ulang • Bentuk Behavioral Constraint, Action Accountability
                Sertifikasi ISO ISO à standar mutu internasional pelaksanaan proses bisnis • Tahun 2000 : sertifikasi ISO-9001 untuk Garuda Aviation Training dan Garuda Information Systems • Tahub 2000 : Garuda Maintenance Facility by Federal Aviation Administration • Garuda Cargo dan Garuda Sentra Medika : ISO 9001:2008 • Bentuk Behavioral Constraint, Action Accountability Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam menunjang Kinerja Pemasangan LCD sebagai alat monitoring • Berisi informasi mengenai berbagai penyebab terjadinya keterlambatan (delay) • Pemasangan LCD ini ditempatkan pada semua divisi Penghapusan sekat birokrasi dengan teknologi informasi • Transformasi sistem email • Penggunaan teknologi Blackberry
                Penerapan Integrated Operational Control System (IOCS) • menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak, dan lalu lintas penerbangan yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah • untuk meningkatkan produktivitas pegawai, on time performance dan kepuasan pelanggan.  Pengelolaan Kinerja oleh People Manager • Penguatan peran people manager • Seorang people manager harus mengetahui sejauhmana pencapaian kinerja bawahannya dan membantunya untuk mencapai targetnya • People manager harus bertanggung jawab terhadap masalah kaderisasi • Untuk mengatasi krisis kepemimpinan • Bentuk preaction reviews dan redundancy Personnel Control • Pendidikan dan Pelatihan bagi Karyawan • Kewajiban Mentoring dan Coaching oleh setiap Manager • Penyampaian Rekap LHKPN Cultural Control 1. WALK THE TALK Prinsip inilah yang ingin diterapkan oleh Emir terhadap seluruh manajemen perusahaan tersebut, agar setiap pemimpin dalam setiap bidang di Garuda dapat menjadi teladan bagi bawahannya dan pemimpin tersebut turun langsung agar dapat melihat dan merasakan kondisi yang dialami bawahannya.
                Cultural Control • Perintah Emir Kepada Para Direksi Untuk Mencuci Pesawat Cultural Control 2. NO MORE BUSINESS AS USUAL (BAU) Garuda selalu melakukan burning platform, yaitu proses menambah ide baru secara terus menerus. No more business as usual 3. BREAK THE SILO Budaya saling bekerjasama antara bagian dalam perusahaan dipupuk sehingga setiap bagian dalam perusahaan ini merasa bertanggung jawab dan memiliki rasa kepemilikan bersama atas perusahaan tersebut 4. NO BLAMING Emir sangat menekankan agar setiap karyawan memiliki sikap bertanggung jawab dan mencari solusi terbaik atas setiap masalah yang timbul, bukannya menyalahkan orang lain atas suatu kejadian 5. MEMBANGUN KEPERCAYAAN Membangun kepercayaan adalah salah satu fondasi bisnis yang penting. Sikap saling curiga tidak akan menghasilkan perbaikan dalam proses bisnis dan tidak akan membuat perusahaan menjadi semakin maju dan berkembang . Komunikasikan Dengan Jelas Apa Yang Ingin Dicapai Agar tujuan tercapai, seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bahasa sederhana dan jelas menyampaikan apa yang ingin dicapainya. Seorang pemimpin tidak boleh menyalahkan bawahan ketika ia tidak mencapai target atau jika pemimpin tidak memberikan arahan yang jelas Cultural Control • Gowes Rutin dengan Pegawai Cultural Control 7.Mengkampanyekan Pentingnya Budaya IT budaya TI mestinya tercermin dari sikap kerja yang tidak menunda- nunda, disiplin, dan teliti dalam input data, bukan pada kepiawaian karyawan dalam mengoperasikan berbagai gadget 8.
                Mengganti Budaya Lama Dengan Budaya Baru “Garuda Is A Service Company, Not Transportation Company” Sebagai perusahaan transportasi, Garuda hanya akan fokus pada bagaimana memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai perusahaan jasa, urusan keselamatan, ketepatan waktu dan urusan lain seperti kualitas layanan, makanan dan minuman, kenyamanan atau keramahtamahan kru, atau bagaimana menciptakan pengalaman terbang yang menyenangkan juga menjadi urusan yang diutamakan 9. Penerapan Good Corporate Governance 6 prinsip GCG: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, kewajaran, dan kesetaraan. Penerapan kedalam perusahaan berupa: 1. Whistle Blowing System à WBS dikelola oleh Pihak Independen di Luar Garuda secara profesional 2. Sistem Pengendalian Internal à Unit Internal Audit (UIA) yang dipimpin oleh seorang Vice President (VP) Internal Audit MCS PROBLEMS FACED BY GARUDA 28 Control Issues Transform EraBefore Transform 1999 2005 2014 BEFORE TRANSFORMTION 29 MCSProblem Kemerosotan Budaya Kerja Luar Biasa Penurunan Kinerja (On Time Performance, Seat Load Factor) Banyaknya Non-Performing Asset Hilangnya kepercayaan untuk bangkit Kerugian Luar Biasa dan Utang ECA TRANSFORMATION 30 MCSProblem Kecelakaan pesawat 7 Maret 2007 Kasus Delay Pesawat Rute sepi yang tetap dibuka Kontrofersi Pembelian 450 pesawat dan DER Rugi 2014, padahal akan quantum leap BANYAKNYA NON PERFORMING ASSET Laporan Tahunan 2005 31
BANYAKNYA NON PERFORMING ASSET 32 Garuda memiliki banyak NPA NPA Banyak membuat Garuda tidak focus ke Core Business Terjadi Inefisiensi, timbul Biaya, Utang tak perlu Perlu langkah manajeme n dan control 2005 seluruh NPA dijual
KECELAKAAN PESAWAT 7 MARET 2007 33 KECELAKAAN PESAWAT 7 MARET 2007 34 Kecelaka an 7 Maret 2007 Hasil audit ICAO dan FAA tidak memenuhi ketentuan ICAO dan Bann Uni Erop Beusaha Dapatkan sertifikasi IOSA Berhasil pertahankan SERTIFIKASI IOSA 2008,2010,20 12, 2014 Garuda kembali terbang ke Eropa RUTE SEPI TETAP DIBUKA 35 RUTE SEPI TETAP DIBUKA 36 Banyak rute baru dibentuk hanya karena kehendak Penguasa Darwin contohnya, Akibatnya SLF Rendah, dan terus merugi, membebani perusahaan Langkah : Ambil sikap tegas, tutup rute tidak berprospek Meninjau kembali blla kebutuhan penerbang an mulai terlihat Budaya kerja Mantap Pencapaian meroket Laba perusahaan??? GARUDA RUGI BESAR INCOME PROGRESS Laporan Keuangan Audited 2014: US$ 1,56 billion 2013 : US$ 1,42 billion Avtur 2014 : US$ 765,87 million 2013 :US$ 592,25 million Sewa Pesawat Beban Terbesar banyak perusahaan penerbangan rugi di tahun 2014 Program Quantum Leap menuju Quick Wins DECEMBER 2014 CEO EMIR SYATAR MENGUNDURKA N DIRI DIGANTIKAN OLEH CEO CITILINK ARIF WIBOWO Grafik Perbandingan Jumlah Armada Garuda dan Sejumlah Perusahaan Penerbangan Regional Per Akhir Desember 2014

Penanganan Manajemen Konflik PT.Garuda Indonesia.Tbk


     Kemajuan Garuda sebagai maskapai terbaik yang dimiliki oleh Indonesiaternyata harus tercoreng dengan kasus mogok pilot Garuda pada tanggal28 Juli lalu.Kasus internal yang segera menjadi konsumsi ranah publik akibat pengaruh media ini-pun kontan menjadi salah satu berita yang cukup  sering menghiasi beragam media. Para pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengadakan aksi mogok kerja lantaranmereka merasa aspirasinya tidak didengar oleh manajemen Garuda. alah satu penyebab utama aksi mogok pilot maskapai Garuda Indonesia adalah perbedaan gaji antara pilot domestik dengan pilot asing yangkonon bisa mencapai dua kali lipat gaji pilot domestik. Setelah ditilik lebih lanjut, kebijakan untuk menggunakan pilot asing dimulai sejak terjadipenambahan jumlah armada dan rute penerbangan secara tidakterencana karena tidak diikuti oleh ketersediaan tenaga pilot domestik sehingga Garuda pun menggunakan jasa pilot asing yang di kontrak.Belum lagi pihak manajemen Garuda yang dinilai menutupkomunikasi nya terhadap para pilot. Sejarah membuktikan bahwa aksitanggal 28 Juli 2011 kemarin merupakan aksi mogok ketiga dari para pilot Garuda sejak sejarah Garuda. Sebelumnya aksi mogok pernah dilakukanpada tahun 1980-an dan tahun 2003. Kedua aksi mogok tersebut berhasilmelunakkan manajemen Garuda.
    • Kasus Mogok Pilot dilihat dari segi fungsi manajemen
           Perspektif teori manajemen memperlihatkan bahwa Garuda Indonesia
      masih lemah dalam tahapan planning dan leading, dua tahapan fungsimanajemen yang dikemukakan oleh Fayol. Hal ini diperlihatkan dari ketidak matangan penambahan rute dan armada pesawat yang tidak turut diikuti oleh ketersediaan pilot Indonesia. Hal ini pun berbuntut pada penyewaan jasa pilot asing. Jika perencanaan ini dilakukan dengan baik,niscaya tidak ada pilot asing yang diperlukan dan akar permasalahan ini menjadi tidak ada. idak hanya fungsi 
      planning yang berjalan dengan baik, fungsi leading juga mengalami hambatan. Terlihat dari beberapa berita yang telah diutarakan sebelum bahwapilotmengalami kesulitankomunikasi dengan manajemen Garuda. Mereka merasa bahwa pihak manajemen terlalu tertutup dalam melakukan komunikasi dengan parapilot. Pilot yang akhirnya merasa tidak didengar oleh manajemen pun memutuskan untuk melakukan aksi mogok. Hal yang amat disayangkan dari pihak manajemen Garuda, karena tindakan mogok pilot ini selainmengganggu penerbangan Garuda yang tentunya mengganggukenyamanan konsumen, juga berpengaruh terhadap saham Garuda.Dikatakan bahwa begitu aksi mogok ini dijalankan, harga saham GarudaIndonesia melemah Rp 20,00, turun ke harga Rp 500.00. Jika fungsi Leading dari manajemen berjalan dengan baik, tentunya kerugian seperti ini tidak perlu dialami.
Apalagi bisa dilihat bahwa kasus mogok ini adalah ketiga kalinya dialami oleh Garuda. Ini menandakan bahwa manajemen Garuda memang masih memilikicara penyelesaian internal perusahaan secara lambat.Komunikasi antar manajemen tidak berjalan dengan mulus, sehingga penyelesaian yang berkaitan dengan ke-karyawanan harus diselesaikan setelah karyawan melakukan aksi mogok. Tentunya hal ini tidak baik bagi citra Garuda secara keseluruhan maupun kesehatan internal perusahaan.Oleh karena itu, jelas kemampuan leading dari manajemen dalammerangkul karyawannya harus ditingkatkan sedemikian rupa untukmencegah terjadinya hal-hal yang seperti ini.

  • Kasus Mogok Pilot Garuda dilihat dari Teori MotivasiMcLelland
    Ada 3 kebutuhan yang diutarakan McLelland untuk menunjang tinggi-rendahnya motivasi seseorang. Mogoknya pilot Garuda bisa dikatakan akibat motivasi yang kurang, yang bisa jadi disebabkan oleh beragamfaktor seperti buruknya fungsi Leading manajemen Garuda. Jika motivasi mereka tinggi, maka tentu kejadian mogok tersebut tidak akan terjadi.Dari ketiga kebutuhan yang diutarakan oleh McLelland, bisa dikatakan bahwa need for affiliation para pilot ini kurang dipenuhi oleh manajemen.Pilot merasa tidak didengar oleh manajemen dan manajemen dirasakanpilot menggunakan komunikasi tertutup. Akhirnya kebutuhan ini tidakterpenuhi dan mendorong pilot ke tahap tidak nyaman yang berujungpada aksi mogok.

Teori Motivasi


      Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslowteori X dan teori YDouglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan 'semangat', seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". 
     Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
      Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Hierarki Teori Kebutuhan Maslow
          1. Teori hierarki kebutuhan
     Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori hierarki kebutuhanmilik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusiaterdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
   Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajerpelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
 
          2. Teori X dan teori Y

     Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara paramanajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilakumereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
  • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
  • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
  • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusiadalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
  • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
  • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
  • Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ yang tinggi

     3. Teori motivasi kontemporer

David McClelland, pencetus Teori Kebutuhan
     Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan .
Teori motivasi kontemporer mencakup:

-     Teori kebutuhan McClelland
          Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
    • kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
    • kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
    • kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
-     Teori evaluasi kognitif
          Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
-     Teori penentuan tujuan
          Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
-     Teori penguatan
          Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batinindividu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
-     Teori Keadilan
          Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
-     Teori harapan
          Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwatindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.



  
   Area motivasi manusia
     Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cintaseks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

   Variabel-Variabel Motivasi
     Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur dalam Cut Zurnali menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari:
           (1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive)
           (2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation)
           (3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson ,
                 memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive,
                 harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation =
                 (motive + expectancy + incentive).
    Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan masing-masing variabel motivasi tersebut.

  • Motif
      Menurut Cut Zurnali , motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan.
Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan james E. Rosenzweig yang mendefinisikan motive sebagai : a motive what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.
     William G Scott menerangkan tentang motive adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.
  • Harapan
      Mengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali mengemukakan bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja secara benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn dan NC Morce secara singkat mengemukakan pendapatan mereka tentang expectation, yakni Expectation which is the probability that the act will obtain the goal. Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan akan mencapai tujuan. Arthur levingson dalam buku Vilfredo Pareto menyatakan : The individual is influenced in his action by two major sources of role expectation the formal demands made by the company as spalled out in the job, and the informal expectation forces make behavioral demans on the individual attemps to structure the social situation and the devine his place in it.
     Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut Zurnali menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat mempengaruhi kelakuan individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott , addtionally, as could be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact, effecting the others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya keyakinan atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan atau menggerakkan usahanya (Gary Dessler). Selanjutnya Vroom yang secara khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga) konsep konsep dasar, yaitu :
(1) Valence atau kadar keinginan seseorang;
(2) Instrumentality atau alat perantara;
(3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler).
  • Insentif
     Dalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada pendapat Robert Dubin  yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive itu adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the inducement placed the course of an going activities, keeping activities toward directed one goal rather than another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis individu, atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat mempengaruhi atau mengubah sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which function in arousing dynamis forces in the individual, or managements of conditions introduced with the expectation of influencing or altering the behavior of people.
     Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa insentif adalah suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan dicapai perusahaan. Joseph Tiffin mengatakan bahwa pemnberian insentif sangat diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui tentang hal apa yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan pendapat Tiffin: ordinary speaking, people will not learn very much about anything unless they are motivated to do so, that is, unless they are supplied with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara cukup.

Teori-teori Motivasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
  1. Teori Petunjuk (prescriptive theories), yaitu mengemukakan bagaimana memotivasi
      para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
  2. Teori-teori Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need
      theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku
      atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang sangat
      terkenal diantaranya :
                  o Hirarki Kebutuhan dari Psikolog Abraham H. Maslow.
                  o Frederick Herzberg dengan teori motivasi-pemeliharaan atau motivasi
                     higienis.
                  o Teori prestasi dari penulis dan peneliti David McCleland.
 3.  Teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan
      dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori-teori yang
      Termasuk kategori teori-teori proses adalah:
                  o Teori Pengharapan
                  o Pembentukan perilaku (Operant Conditioning)
                  o Teori Porter-Lawler
                  o Teori Keadilan.

n

n